Hari-hari belakangan ini sedikit terasa berbeda, entah kau yang
mulai menyibukkan diri atau aku yang semakin giat mencari celah-celah rejeki
dari-Nya, yang pada akhirnya kau anggap terasa berjarak.
Setiap orang akan menjadi pemimpin bagi orang yg di
cintainya, namun jalan menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah, aku, yang
belum bisa memenuhi semua inginmu, menjadi apa yang kau impikan, hanya seorang
manusia biasa yang harus meluangkan waktu kini yang dia miliki agar bisa
bersamamu esok nanti jika di ijinkan.
Mimpi kita boleh sama, tapi jalan kita ga ada yang tau,
kadang smua mimpi harus di pugar ulang jalan menujunya karena boleh jadi
pelaksanaan rencana yang telah di buat tak mampu di seimbangkan dengan kemauan
keras dan ketabahan yang di butuhkan untuk menggapai mimpi tersebut.
Benar, mimpi itu sudah di gantung di penjuru langit, namun
tangga yang terbuat kadang masih rapuh dan limbung untuk sekadar menahan satu
kaki yang sedang melangkah.
Benar juga, cinta itu di perlukan, namun cinta juga butuh
porsi tertentu agar tidak memberatkan tangga tersebut, jangan hanya karena
cinta berlebihan maka tangga jadi miring dan licin.
Do’a ? tentu di perlukan dengan sangat….
namun tetap
memerlukan tetes keringat untuk memudahkan perjalanan si do'a ke atas langit.
Rintangan? Keniscayaan dalam menggapai mimpi. Meski ada
beberapa rintangan yang wajar dan tidak wajar, kadang. Ada rintangan yang
memang tidak dpat di tembus karena kita harus memutar arah mencari jalan lain, bila stelah mencari kesagala arah tidak di temukan celah, maka berserah adalah
jawabannya dan segera meminta bantuan atau menangguhkan sejenak jika masih
penasaran. Mungkin saja setelah melihat rintangan itu dari jauh, kita akan
lebih mengenali dan mengetahui arah mana yang myngkin untuk melibas rintangan
itu dengan senyum.
Senyum ? yups, sebuah kata kerja yang mampu mempengaruhi hasil
dari sebuah kerja keras dan berimbas sangat dalam di sanubari yang masih punya
hati. Kala semua daya dan usaha yang baik telah di kerahkan, doa sudah sepenuh
sajadah maka biarkan senyum jadi penutupnya… agar lapang saat yang lain
gersang, agar tenang saat yang lain berlinang, agar kokoh saat yang lain roboh.
Kesemua itu sedang kukerjakan buat seseorang yang akan di
panggil ibu oleh penerusku baik darah dagingku ataupun oleh yang ku jadikan
sebagai alasan menjadi "bagai jari tengah dan jari manis di surga denganku " begitu kata
baginda Nabi yang mulia.
Dulu pernah ada seorang pemuda yang memanah langit sekuat
tenaga dan kemampuannya, di ujung anak panahnya terdapat sepotong kertas yang
bertuliskan “aku mencintaimu” dan “ aku ingin bersamamu hingga ke akhirat”.
Dengan harapan kertas itu tertancap di dinding langit yang luas, namun sekuat apapun ia
berusaha hingga hilang tenaga dan asanya, tak akan tercapai, karena hanya tekad
dan usaha yang tidak di pikirkan dengan baik, maka yang didapat adalah
keputusasaaan. Saat tertidur karena kelelahan, sang pemuda terbangun oleh
sentuhan seorang lelaki paruh baya berpakaian serba putih yang berbisik "
kertasmu telah tersangkut di langit, sekarang berusahalah mewujudkan isi
tulisanmu dengan berusaha, berdo’a, dan tersenyum…jika esok kau gagal, panahlah
langit seperti hari ini, maka do’a tulusmu akan membimbing panahmu ke langit…."
Semoga engkau yang disana bersabar karena orang sabar di
sayang pacar…, eh, di sayang Tuhan
#ngarang bebas di teras yang asri di temani burung kenari
yang menari lagu sepi
Ananda, Jakarta
, July 4th 2012