Kamis, 16 Juli 2015

Mudik '15



Mobil kami melaju kencang diantara lainnya
Menerjang debu tol yang tebal tanpa gulana
Mencoba memangkas jarak kami dan desa tercinta
Mengumpul asa bertemu ayah dalam do’a

Kemacetan luar biasa sempat lemahkan asa
Hanya gema takbir penghibur lara
Sesekali berhenti di rest area
Tuk sejenak menghirup segar udara,
Mengusir penat sementara,
Menyegarkan tubuh dan jiwa
Lalu beranjak lagi dan berlomba dengan udara

Hmmm....
Jarak kami tinggal sedepa
Harum tanah desa merasuk sudah
Membasuh lelah jiwa raga
Menghantar senyum para saudara
Menghampir puji pada Yang Kuasa
Atas semua nikmat hingga berjua
Semoga ibadah diterima-Nya

Minal aidn wal faidzin, 1 syawal 1436 H

Ramadhan, Day 29, 1436 H


Harum wangi rumah abadimu tercium hingga kemari
Diantar angin fitri jelang hari raya
Semerbak khas tanah tempatmu berasal dan menghirup udara ditahun-tahun pertama
Menambah haru kala ku teringat peluhmu buatku

Disini, disekian kilometer dari tempatmu tertidur,
Kutancapkan tekad tuk bertamu disisi mimbar
Berharap kereta do’a ini lebih terdengar
Untukmu bunda yang selalu sabar

Berat perjalanan ini karena tubuh sedang tidak sempurna
Tetap tak mengurangi syukurku atas nikmat-Nya
Membawaku pada kenangan sejuta cinta
Dari bunda yang selalu teratas dalam baris do’a
Dan pertemuan dengan ayah yang lebih menyukai masakanmu
Dibanding masakan chef terbaik dikotamu
Dan mencium tangan ayah yang selalu membela
Dan berbagi cerita perjuanganku kini dengan senyumnya
Dan berbagi doa dirumahmu bunda yang sahaja

Bunda, esok kami akan bersimpuh dekat pusaramu untuk melepas rindu hati yang tak ternyana
Tunggu kami bunda

Bunda, baju lebaranmu kubungkus dengan do’a terbaik yaa
Robbigfirli waliwalidayya....
Robbigfirli waliwalidayya....
Ananda, July 16, ‘15
29 Ramadhan 1436 H

Jumat, 10 Juli 2015

Move

Dan hidup itu harus bernyawa
Tidak lesu dan terbengkalai
Meski kadang menikmati waktu tidak selalu riuh
Namun benar kalau hidup harus bergerak
Kadang maju, kadang tergeser kebelakang
Ia adalah perahu, ia adalah kanvas
Sayang rasanya jika terbiarkan pucat pasi tak berwarna.
Karna hidup terus berputar
Tak perduli pada yang diam
Akan selalu bergerak hingga tiitik ia harus mati
Dengan senyum tentunya, karena telah membuktikan janjiny pada semesta untuk terus berjuang hingga akhir
 Berputar, berguling, melompatlah semaumu.
Dunia akan bersamamu ketika kau BERGERAK

ananda June 27 2015