Senin, 20 Agustus 2012

akhir ramadhan



Di sore menjelang magrib terakhir di Ramadhan 1433H, Alif sedang mempersiapkan ta'jil terakhirnya yang seakan ta'jil terakhir bagi puasa Ramadhannya. Di meja kantornya telah tersedia burger dan sop buah kesukaannya, risol dan teman-teman tidak luput, kecuali lontong yang telah melarikan diri dari nampan sang penjual, hingga tak berkesempatan menghabiskan Ramadhan bersama Alif.

Adzan magrib pun berkumandang syahdu dan terasa berbeda dari magrib sebelumnya, entah mengapa......mungkin ini rasa yang ingin disampaikan oleh kalimatsesuatu itu akan sangat terasa artinya jika ia sudah tidak di sisi. suasana syahdu itu semakin menghujam kala ia melihat sekelilingnya hanya ditemani beberapa komputer, televisi dan inventaris kantor yang sedang libur lebaran.

Setelah melesakkan burger kedalam mulutnya dan menyeruput es buah dengan sigap, Alif bergegas ke mesjid dekat kantornya.yang terlihat lebih lengang dari biasanya. Magrib  kali inipun lebih menggetarkan karena ditutup dengan takbir dari ta'mir mesjid yang menggelegar dan do'a penutup yang memaksa sebagian besar jama'ah menitikkan air mata mereka.

Sepulang dari sholat magrib berjama'ah, Alif melihat beberapa pesan masuk di alat komunikasinya. Sebagian besar mengucapkan selamat hari raya dengan sebait do'a agar semua kegiatan Ramadhan lalu di terima dengan baik oleh Yang Empunya Ramadhan.

Selepas isya, malam pun merayap dengan cepat dan Alif tak mampu memejamkan matanya  meski sudah 5 watt redup. Pikirannya masih bertualang di Ramadhan yang baru saja beranjak   syawal, dan seberkas tanya panjang memutarinya,apakah yang telah Ramadhan berikan buatku? , apa yang telah kucapai selama Ramadhan yang terbatas tadi?, termasuk yang merugi atau yang beruntungkah diri ini?, apakah lebih baik dari Ramadhan tahun lalu?, apakah Ramadhan sudi bertemu dia esok tahun?, prestasi ibadah apa yang akan kau persembahkan di hadap-Nya kelak jika ditanya tentang Ramadhan kali ini?begitu seterusnya hingga waktu menunjukkan pukul 3 dini hari. Ada haru menyergap liar ketika ia mengambil air wudhu pagi ini, seakan sedang menyentuh gaun indah sang gadis tercinta buat terakhir kalinya, begitu meresap......



4 rokaat sholat di tunaikannya lama dan perlahan dengan hati yang seakan ada sesuatu yang membludak di dalamnya, menggedor-gedor perasaanya dengan seksama, memaksa butiran kristal air matanya menetes tak terbendung, mengalir bak aliran lahar gunung Bromo yang dahsyat, membasahi jenggot tipisnya yang kaku lalu terbang bebas menyelami tangan yang bersedekap dan hilang di balik jaket yang dikenakannya guna menghalau udara dingin di pagi syahdu ini.

Satu jam sudah ia habiskan mengadu pada Tuhannya Yang Maha Penyayang, ia sadar bahwa Ramadhan tak lagi menemaninya di pagi buta, tak lagi menyapa sorenya dengan aneka rupa ta'jil, tak lagi menyapanya dengan lantunan ayat-ayat suci yang dibacakan di surau pada siang bolong dan dini hari.......namun ia tersadar dan tergugu bahwa Sang Pemilik Ramadhan masih akan selalu menemaninya melakukan semua aktifitas Ramadhan jika ia mau melestarikan Ramadhan dalam hati dan jiwanya, karena hak-Nya lah jika Dia ingin menjadikan 12 bulan dalam hidupnya bernilai Ramadhan
Subhanalloh....tersungkur ia dalam sujud syukur yang dalam dan menentramkan bahkan ketika gejolak dalam jiwanya bertalu-talu dan meledakkan semburat haru yang indah, seakan pelngi menari indah di taman yang tak pernah terbayang sebelumnya dari fikiran yang kadang tercemari nafsu dunia.

Menjelang adzan subuh makin haru ia melepas Ramadhan dengan tangis perih yang hanya diketahui dirinya dan Tuhannya. Bintang pagi menyapa lembut, walaupun terlihat seperti berbisikRamadhan yang mulia berlalu sudah, di sisi manakah kau berdiri? yang tertipu atau yang mengetahui hakikat Ramadhan?” …....
hmm....pantas saja Ramadhan ini di masukkan dalam kitab suci Al-Qur'an, bahkan bintang-bintang pun bertanya semacam ini padaku.

Terpatri sebait do'a sekilas dalam hatiku, begini bunyinya:

Dear Allah, ijinkan ak bertemu dengan Ramadhan-Mu tahun depan
bukan hanya bertemu, namun menghiasinya dengan amal-amal terbaik dan lebih baik dari Ramadhan kali ini





Dear Sang Pemilik kehendak
izinkanlah Ramadhan bersemayam dalam kalbu yang masih kotor ini, hingga ia tersucikan oleh rahmat pada Ramadhan-Mu yang suci...



Dear Yang Maha Penyayang...
sayangilah
jiwaku dan jiwa-jiwa yang bersamaku agar tidak terlepas dari penjagaan-Mu yang sempurna, agar lebih memilih shaum buat-Mu daripada perhiasan dunia-Mu yang Kau buat fana

Dear Allah ampunilah kedua orang tuaku, terangi dan luaskan serta ceriakan jiwanya dalam kuburnya, kirimkanlah berita ampunan-Mu padanya.....berikan kesabaran padanya....
Robbighfirli wali walidayya....
Allohummagfir
lil muslimin wal muslimat, mukmin wal mukminat

Ananda, Cipayung, 1 Syawal 1433 H